Selasa, 19 Mei 2015

Mereka Cari Jalan Bukan Cari Uang

Alhamdlulialh, saya telah diberikan kesempatan dalam menulis dari apa yang saya baca dan saya petik hikmahnya dari sebuah kata-kata yang sangat memberikan inspirasi.
Hal yang tidak dapat dipungkiri, semua yang ada itu butuh proses, dan proses itu memerlukan waktu sangat panjang dan lama, tetapi hasilnya yang kita dapati nanti akan sangat lama dan memuaskan. misalnya, kita lihat Junjungan kita Nabi Muhammad SAW, beliau sebelum menjadi Rasullulloh, mengalami proses yang amat sangat panjang, beliau menjadi Nabi ketika berumur 40 Tahun, nah sebelumnya itu, beliau manusia biasa. nah darisitulah kita bisa melihat betapa panjang, yg Allah persiapkan sebelumnya mencapai masa puncaknya tujuan. mungkin hikmah yang saya bisa petik adalah yaitu Allah sedang mengajari kita agar siap untuk menjadi apa yang diharapkan dan dicapai dan bisa bermanfaat bagi sekitarnya.

Nah balik lagi ketema awal, Mereka Cari Jalan Bukan Cari Uang. nah itulah yang saya baca dan dari sinilah pikiran saya mulai terbuka luas. mungkin ini pula kehendak sang illahi, saya bisa membaca serta menuangkan apa yang ada di dalam fikiran saya dalam sebuah tulisan.
semoga apa yang saya tuangkan menjadikan bermanfat di kelak kemudian hari, entah itu kapan.
jadi saya memahami dengan sangat arti sebuah makna "Kebangkitan Nasional". menurut saya yaitu artinya membangun ide-ide gagasan yang baru untuk bangsa ini, bukan menjadi pekerja. tetapi lebih tepatnya lagi membuka lapangan pekerjaan dengan suatu ide-ide atau gagasan.
memang semua itu tidak mudah, benar sekali, jelas seperti cerita apa yang ada cerita yang saya kutip di bawah ini. semua itu membutuhkan proses, nah jalani apa yang anda senangi yang membuat anda bahagia, seperti pengabadian masyarakat, seperti kerja sosial artinya tidak mengharapkan gaji atau imbalan, cukup keikhlasan.
benar banget apa yang sering di dengar dalam siraman rohani yang diucapkan oleh para ulama-ulama serta dalam islam pun dijelaskan jelas sekali, dengan keiklasan tanpa pamrih dari manusia, pasti allah yang akan menggantikannya yang nilainya amat jauh sekali apabila kita mengharapkan suatu imbalan.

Mulai saat ini, biarlah saya seperti ini sederhana apa adanya, entah itu kapan, harapan saya, nama saya akan menjadi besar tetapi tetap dengan sederhana apa adanya, yang bisa bermanfaat untuk banyak orang. semoga tujuan saya menjadi nyata.
saya akan selalu mengandalkan Allah SWT dan selalu berharap kepadanya, agar Allah SWT selalu di depan saya, belakang saya, kiri dan kanan saya,
kenapa karena ketika saya sedang terpuruk, saya berusaha Allah hadir di belakang saya untuk mendorong, memotivasikan kembali agar menjadi bangkit dan maju, kemudian kenapa mengandalkan di depan, karena segala sesuatu yang kita lakukan, kita tidak bisa mengetahui apa yang terjadi didepan saya, karena semua itu belum pasti, ketetapan yang pasti itu adalah kematian, nah jadi itu saya selalu berharap Allah SWT didepan saya setiap detik. kenapa kiri dan kanan, karena apabila ketika saya salah melangkah, jalan saya telah membelok dari yang benar, saya selalu berusaha agar allah meluruskan kembali jalan saya.

kenapa begitu semua, karena ya itu manusia(anak cucu adam) itu udah ditakdiran dalam alquran, tidak lepas dari namanya salah dan khilaf, dan karena Allah SWT sangat saya kepada hambanya, Allah SWT megajari kita agar setiap salah dan khilaf selalu bertobat kepadanya.


KOMPAS.com — Duduk di depan saya dua perempuan muda. Mereka sarjana hukum lulusan UI. Wajah dan penampilannya dari kelas menengah, yang kalau dilihat dari luar punya kesempatan untuk "cepat kaya", asal saja mereka mau bekerja di firma hukum papan atas yang sedang makmur, seperti impian sebagian kelas menengah yang memanjakan anak-anaknya.

Namun, keduanya memilih bergabung dalam satgas pemberantasan illegal fishing yang dipimpin aktivis senior Mas Achmad Santosa. Dari foto-foto yang ditayangkan presenter Najwa Shihab dalam program Mata Najwa, tampak mereka tengah menumpang sekoci kecil mendatangi kapal-kapal pencuri ikan. Dari Ambon, mereka menuju ke Tual, Benjina, dan pusat-pusat penangkapan ikan lainnya di Arafura.

Itu baru permulaan. Sebab, pencurian besar-besaran baru akan terjadi dua sampai tiga bulan ke depan. Mereka, para pencuri itu, datang dengan kapal yang lebih besar, bahkan mungkin dengan "tukang pukul" yang siap mendorong mereka ke laut menjadi mangsa ikan-ikan ganas.

Uang atau meaning?Di luar sana, anak-anak muda lainnya setengah mati mencari kerja, ikut seleksi menjadi calon PNS, pegawai bank, konsultan IT, guru, dosen, dan seterusnya.

Seperti kebanyakan kaum muda lainnya, mereka semua didesak keluarga agar cepat mendapat pekerjaan, membantu keuangan keluarga, dan menikah pada waktunya. Cepat lulus dan dapat pekerjaan yang penghasilannya bagus.

Tak sedikit di antara mereka yang beruntung bertemu orang-orang hebat, dari perusahaan terkemuka, mendapatkan pelatihan di luar negeri, atau penempatan di kota-kota besar dunia.

Namun, semua itu akan berubah. Sebab, atasan yang menyenangkan tak selamanya duduk di sana. Kursi Anda bisa berpindah ke tangan orang lain. Kaum muda akan terus berdatangan dan ilmu-ilmu baru terus berkembang. Bulan madu karier pun akan berakhir. Mereka akan tampak tua di mata kaum muda yang belakangan hadir.

Sebagian dari mereka juga ada yang menjadi wirausaha. Tidak sedikit yang tersihir oleh kode-kode yang dikirim sejumlah orang tentang jurus-jurus cara cepat menjadi kaya raya. Bisa saja mereka berhasil meraih banyak hal begitu cepat. Namun, benarkah mereka berhasil selama-lamanya?

Pengalaman saya menemukan, orang-orang yang dulu begitu getol mencari uang kini justru tak mendapatkan uang. Pada usia menjelang pensiun, semakin banyak orang yang datang mengunjungi teman-teman lama sekadar untuk mendapatkan pinjaman. Sebagian lagi hanya bisa sharing senandung duka.
Kontrak rumah dan uang kuliah anak yang belum dibayar, pasangan yang pergi meninggalkan keluarga, dan serangan penyakit bertubi-tubi. Padahal, dulu mereka begitu getol mengejar gaji besar, berpindah-pindah kerja demi kenaikan pendapatan.

Saya ingin memberi tahu Anda nasihat yang pernah disampaikan  oleh Co-Founder Apple, Guy Kawasaki. Kepada kaum muda, ia pernah mengatakan begini: 

"Kejarlah meaning. Jangan kejar karier demi uang. Sebab, kalau kalian kejar uang, kalian tidak dapat 'meaning', dan akhirnya tak dapat uang juga. Kalau kalian kejar 'meaning', maka kalian akan mendapatkan position, dan tentu saja uang."


Lantas apa itu meaning?Meaning itulah yang sedang dikerjakan anak-anak perempuan tadi yang saya temui dalam tapping program televisi Mata Najwa edisi hari Kebangkitan Nasional tanggal 20 Mei beberapa hari ke depan, menjadi relawan dalam tim pemberantas illegal fishing.

Itu pulalah yang dulu dilakukan oleh para mahasiswa kedokteran di Stovia yang mendirikan Boedi Oetomo yang menandakan Kebangkitan Nasional Indonesia. Bahkan, itu pula yang dijalankan oleh seorang insinyur lulusan ITB yang merintis kemerdekaan Indonesia, Ir Soekarno. Itu pula yang dilakukan para CEO terkemuka saat mereka muda.

Di seluruh dunia, para pemimpin itu lahir dari kegigihannya membangun meaning, bukan mencari kerja biasa. Dalam kehidupan modern, itu pulalah jalan yang ditempuh para miliarder dunia. Mereka bukanlah pengejar uang, melainkan pengejar mimpi-mimpi indah, seperti yang diceritakan oleh banyak eksekutif Jerman yang dulu menghabiskan waktu berbulan-bulan kerja sosial di Afrika. "Tidak saya duga, apa yang saya lakukan 20 tahun lalu itulah yang diperhatikan pemegang saham," ujar mereka.

Saya jadi ingat dengan beberapa orang yang mencari kerja di tempat saya, baik di UI maupun di berbagai aktivitas saya. Ada yang benar-benar realistis, datang dengan gagasan untuk membangun meaning, dan ada yang sudah tak sabaran mendapatkan gaji besar.

Kelompok yang pertama, sekarang bisa saya sebutkan mereka berada di mana saja. Sebagian sudah menjadi CEO, pemimpin pada berbagai organisasi, dan tentu saja wirausaha yang hebat atau PhD lulusan universitas terkemuka.

Namun, kelompok yang kedua, datang dengan tawaran yang tinggi. Ya, mereka menilai diri jauh lebih tinggi dari kemampuan mereka. Tak jarang ada yang diminta berhenti oleh keluarganya hanya beberapa bulan setelah bekerja demi mencari pekerjaan yang gajinya lebih besar. Amatilah mereka yang baru menikah. Kalau bukan pasangannya, bisa jadi orangtua atau mertua ikut mengubah arah hidup dan mereka pun masuk dalam pusaran itu.

Padahal, semua orang tahu orang yang mengejar meaning itu menjalankan sesuatu yang mereka cintai dan menimbulkan kebahagiaan. Bahagia itu benih untuk meraih keberhasilan. Orang yang mengejar gaji berpikir sebaliknya, kaya dulu, baru bahagia. Ini tumbuh subur kala orang dituntut lingkungannya untuk mengonsumsi jauh lebih besar dari pendapatan.

Sebaliknya, mereka yang membangun meaning, tahu persis, musuh utama mereka adalah konsumsi yang melebihi pendapatan.

Potret diriKalau saya merefleksikan ke belakang tentang hal-hal yang saya jalani dalam hidup saya, dapat saya katakan saya telah menjalani semua yang saya sebutkan di atas. Sementara itu, teman-teman yang 30 tahun lalu memamerkan kartu kreditnya (saat itu adalah hal baru bagi bangsa ini), pekerjaan dengan gaji besar, jabatan dan seterusnya, kini justru tengah mengalami masa-masa yang pahit.

Seorang pengusaha besar mengatakan begini, "Uang itu memang tak punya mata, tetapi mempunyai penciuman. Ia tak bisa dikejar, tetapi datang tiada henti kepada mereka yang meaning-nya kuat."

Di dinding perpustakaan kampus Harvard, saya sering tertegun membaca esai-esai singkat yang ditulis oleh para aplikan yang lolos seleksi. Tahukah Anda, mereka semua menceritakan perjalanan membangun meaning. Maka, saya tak heran saat Madame Sofia Blake, istri Duta Besar Amerika Serikat, di sini berkunjung ke Rumah Perubahan minggu lalu, ia pun membahas hal yang sama untuk membantu 25 putra-putri terbaik Indonesia agar bisa tembus diterima di kampus utama dunia.

Meaning itu adalah cerita yang melekat pada diri seseorang, yang menciptakan kepercayaan, reputasi, yang akhirnya itulah yang Anda sebut sebagai branding. Anda bisa mendapatkannya bukan melalui jalan pintas atau lewat jalur cara cepat kaya.

Meaning itu dibangun dengan cara yang berbeda dari yang ditempuh pekerja biasa, dari terobosan-terobosan baru. Kadang, dari bimbingan orang-orang besar yang memberikan contoh dan mainan baru. Ya, contoh dan mainan itulah yang perlu kita cari dan terobosan-terobosan yang kita lakukan kelak memberikan jalan terbuka.

Selamat mencoba. Selamat hari Kebangkitan Nasional. Jangan lupa pemuda yang dulu membangkitkan kesadaran berbangsa di negeri ini adalah juga para pembangun meaning.
sumber cerita inspiratif: http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2015/05/18/050000626/Mereka.Cari.Jalan.Bukan.Cari.Uang


gimana ceritanya?
ayo kita bergerak, sebagai pemuda, ayo kita tuangkan ide-ide gagasan itu, dengan mengajak teman-teman kita yang sejalan tanpa pamrih, merintis dari nol "0" untuk membangun sebuah ide-ide gagasan yang baru yang tujuannya kelak bermanfaat bagi orang sekitar. apalah itu ide, yang penting kita berani memulainya yaitu dengan mencoba, memang hal paling terberat adalah memulai.


terimakasih

Tidak ada komentar:

Posting Komentar